PENGARUH VARIASI ISOLATOR PANAS PADA HASIL PENGELASAN METODE SMAW TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LOGAM YANG DIHASILKAN
Keywords:
Pengelasan SMAW, variasi isolator, kekuatan logamAbstract
Teknik penyambungan logam merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia konstruksi saat ini dan yang akan datang. Dan dengan pengetahuan manusia tentang teknologi yang semakin bertambah maju dan modern, teknik penyambungan itu semakin kompleks dipelajari untuk menemukan solusi perbaikan terhadap kekuatannya guna menghasilkan suatu konstruksi yang layak demi keselamatan dalam penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan/kekuatan logam sambungan pada proses pengelasan SMAW dengan menggunakan metode isolator panas (serbuk kapur dan gips) sebagai pengatur laju pendinginan logam. Dimana nilai konduktivitas termal kapur sebesar 3.897 W/mºC, gipsum memiliki nilai konduktivitas termal sebesar 1.39 W/mºC. Dari eksperimen yang dilakukan, nilai kekerasan dalam skala Rockwel untuk Raw material baja karbon yang digunakan adalah sebesar 51.4 HRB, dengan nilai kekerasan logam las yang dihasilkan tanpa perlakuan 46.8 HRB, kekerasan logam las dengan perlakuan kapur sebesar 48.2 HRB, perlakuan gipsum sebesar 46.5 HRB. Untuk nilai kekerasan pada bagian HAZ; perlakuan kapur sebesar 46.1 HRB, perlakuan gipsum sebesar 49.1 HRB dan HAZ raw material tanpa perlakuan sebesar 50.4 HRB. Hasil diatas menunjukan bahwa semakin tinggi konduktivitas termal isolator maka proses pendinginan menjadi semakin cepat, yang berdampak pada semakin tingginya nilai kekerasan logam las pada sambungan. Sedangkan pada HAZ pengaruh konduktivitas termal kapur dan gips sebagai isolator memberikan pengaruh sebaliknya, dan cenderung lebih rendah bila dibanding pengelasan tanpa perlakuan.
References
Alip, M. 1989. Teori dan Praktik Las. Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Armentani, E; Esposito, R; Sepe, R. 2007. The effect of thermal properties and weld efficiency on residual stresses in welding. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering. 319. Dikunjungi 14 Oktober 2009.
Budiarsa, I.N. 2008. Pengaruh besar arus pengelasan dan kecepatan volume alir gas pada proses las GMAW terhadap ketangguhan aluminium 5083. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM vol.2 No.2. 112 – 116. Dikunjungi 7 November 2009.
Holman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor. Erlangga.Jakarta.
Kou, S. 1987. Welding Metallurgy. New York:John Wiley & Sons Inc.
Messler, R.W, Jr. 1999. Principles Of Welding. New York: John Wiley & Sons Inc.
Rubijanto, 2006. Pengaruh proses pendinginan paska perlakuan panas terhadap uji kekerasan (Vickers) dan uji pada baja tahan karat 304 produksi pengecoran logam di Klaten. Traksi. Vol.4.No.1
Suharno. 2008. Prinsip-prinsip Teknologi dan Metalurgi Pengelasan Logam. LPP UNS dan UNS press. Surakarta.
Surdia, T; Chijiwa, K. 2006. Teknik Pengecoran Logam. Pradnya Paramita. Jakarta.
Widharto, S. 2008. Petunjuk Kerja Las. Pradnya Paramita. Jakarta.
Widodo, A. 2009. Memahami Dasar-dasar Kejuruan. http://masdodod.files. wordpress.com/2009/03. diakses 8 September 2009.
Wiryosumarto, H; Okumura, T. 2008. Teknologi Pengelasan Logam. Pradnya Paramita. Jakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Admin OJS; Helanianto (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.