PENERAPAN METODE PENGENDALIAN KUALITAS SEVEN TOOLS PADA PRODUK PUPUK ORGANIK GRANUL (Studi Kasus Pada CV. Sumber Agung Tanjunganom, Nganjuk)

Abstract

Pemakaian pupuk organik didasari pada pengurangan penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintesis akibat program pemerintah memangkas alokasi pupuk dan kenaikan harga ecer tertinggi pupuk bersubsidi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas pupuk organik granul di CV. Sumber Agung Tanjunganom Nganjuk, dengan menggunakan metode seven tools. Hasil dari flowchart menunjukkan alur produksi pupuk organik granul serta letak permasalahan produksi pada stasiun pencampuran bahan baku, pembentukan granul, dan penjahitan kemasan. Check sheet menunjukkan terdapat tiga jenis cacat yaitu cacat ukuran butiran tidak sesuai standar, cacat rusak kemasan, dan cacat warna tidak sesuai standar dengan rata-rata proporsi cacat mencapai 4,8%, sedangkan ketetapan perusahaan maksimal 2%. Histogram menunjukkan bahwa frekuensi cacat > 2% sebanyak 40 pada kelas kedua hingga keenam. Dalam diagram Pareto, titik fokus pengembangan adalah pada jenis cacat panjang yang tidak sampai tradisional (lima puluh dua%) dan cacat kemasan rusak (33%). terutama berdasarkan diagram pencar menunjukkan bahwa korelasi antara variabel x (jumlah produksi) dan variabel y (jumlah cacat) luar biasa. Akibat dari p-chart terdapat record yang berada diluar batas kendali UCL maupun LCL. Berdasarkan cause effect diagram faktor penyebab cacat adalah faktor manusia, bahan baku, mesin, dan metode.